Permasalahanapakah orang-orang sufi termasuk bagian dari Ahlus Sunnah wal Jamaah adalah sebuah polemik yang dipertanyakan oleh sebagian orang yang belum mengenal tasawuf secara utuh. Bahkan banyak anggapan bahwa ajaran ini berasal dari Hindu dan Budha dan para Filsuf Yunani. Menurut Syekh Abul Fadhol dalam Syarh Kawakib al-Lama'ah, ini terjadi karena kebanyakan orang muslim melihat []
SyekhAbul Hasan Asy-Syadzili r.a Imam Tarekat Syadziliyah | Mata Hati. Download Hizb Bahr Free for Android - Hizb Bahr APK Download - Ucapan Tentang Doa 001 - Syaikh Abu Hasan asy-Syadzili - Hati Senang. Samudra Shalawat-1 PDF | PDF. Doa Kiai Hasyim Asy'ari saat Pagebluk, Plus Shalawat Tibbil Qulub
SyekhAbu Hasan asy-Syadzili BincangSyariah.Com - Dalam masa pandemi ini, banyak orang yang sulit memenuhi kebutuhan hidupnya, karena kelesuan aktifitas ekonomi di beberapa sektor. Kondisi ini tidak boleh membuat kita putus harapan, tetapi harus tetap menggantungkan asa kepada Allah Swt.
Secarapribadi Abul Hasan asy-Syadzili tidak meninggalkan karya tasawuf, begitu juga muridnya, Abul Abbas al-Mursi, kecuali hanya sebagai ajaran lisan tasawuf, Doa, dan hizib. Ibn Atha'illah as- Sukandari adalah orang yang pertama menghimpun ajaran-ajaran, pesan-pesan, doa dan biografi keduanya, sehingga kasanah tareqat Syadziliyah tetap
ِِSyadziliyahadalah nama suatu desa di benua Afrika yang merupakan nisbat nama Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili r.a. Beliau pernah bermukim di Iskandar sekitar tahun 656 H. Beliau wafat dalam perjalanan haji dan dimakamkan di padang Idzaab Mesir.
SyekhAbul Hasan Asy-Syadzili r.a. pernah ber-riadhah selama 80 hari tidak makan, dengan disertai dzikir dan membaca shalawat yang tidak pernah berhenti. Pada saat itu beliau merasa tujuannya untuk wushul (sampai) kepada Allah swt. telah tercapai. Doa pembersih jiwa dari Sang Profesor Rohani yang diberikan oleh Al Habib Syaikh Sayyid Abdul
Tunisia JATMAN Online - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tunisia mengadakan kegiatan kajian tasawuf Imam Abu Hasan Al-Syadzili untuk Warga Negara Indonesia (WNI) yang mayoritas mahasiswa Universitas Zaitunah. Turut hadir salah satu ulama terkemuka, Syekh Shalahuddin al-Mistawi untuk menyampaikan presentasi tentang "Imam Abul Hasan al-Syadzili: Kehidupan, Tasawuf, dan Murid
SyekhAbu Hasan Asy-Syadzili menjelaskan bahwasanya ilmu dibangun atas empat dasar, yaitu melalu jalur isyarat, melalui jalur tatap muka, melalu jalur pemahaman, atau melalui jalur pendengaran. Hal ini menunjukkan bahwasanya ilmu khususnya dalam bidang sufistik tidak disandarkan hanya pada akal saja, akan tetapi lebih dari itu.
Parapengikut Abul Hasan Asy-Syadzili tersebar di seluruh penjuru dunia hingga ke pelosok tanah air Indonesia. Abul Hasan Asy-Syadzili. Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili (lahir Ghumarah, Maroko, 1197 - wafat Humaitsara, Mesir, 1258) adalah pendiri Tarekat Syadziliyah yang merupakan salah satu tarekat sufi terkemuka di dunia. Ia dipercayai oleh
Sebuahpadang pasir yang tadinya airnya asin menjadi tawar sebab keramat Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili r.a. Beliau belajar ilmu thariqah dan hakikat setelah matang dalam ilmu fiqihnya. Bahkan beliau tak pernah terkalahkan setiap berdebat dengan ulama-ulama ahli fiqih pada masa itu. Dalam mempelajari ilmu hakikat, beliau berguru kepada wali
WmES. Foto Foto MgRol_93 Waktu Ganjil Lailatul Qadar Versi Abu Hasan Asy Syadzili. Foto Ilustrasi Malam Lailatul... Abu Hasan Asy Syadzili menerangkan waktu ganjil lailatul qadar. JAKARTA-Mendapat malam Lailatul Qadar merupakan dambaan setiap orang Islam yang berpuasa. Nabi Muhammad SAW bersabda Lailatur Qadar ada di sepuluh terakhir SAW bersabda, “Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak mampu maka jangan sampai terluput tujuh hari sisanya.” HR Bukhari dan Muslim. Al Imam Al-Quthubbul Ghauts Sayyidi Syekh Abu Hasan Asy-Syadzili dalam kitab kumpulan Doa-Doa Ramadhan menyampaikan tanggal ganjil yang selalu terjadi malam Lailatur Qadar. Kata Imam Syadzili jika puasa Ramadhan pertama jatuh hari Ahad maka malam Lailatur Qadarnya terjadi pada tanggal 29. Jika awal puasa Ramadhan pada hari Senin, maka malam Lailatur Qadarnya di tanggal 21. Dan jika awal puasa pada hari Selasa, maka malam Lailatur Qadarnya di tanggal 27. Dan jika awal puasanya hari Rabu, malam Lailatul Qadarnya di tanggal 19. Dan jika awal puasanya hari Kamis, Malam Lailatul Qadarnya di tanggal 25Dan jika awal puasanya di hari Jumat, malam Lailatul Qadarnya di tanggal 17. Dan jika awal puasanya hari Sabtu, malam Lailatul Qadarnya di tangtal 23. Syekh Abu Hasan Syadzili menyarankan, siapa saja orangnya yang mengaku beriman kepada Allah SWT dan ingin mendapat Malam Lailatul Qadar maka perbanyak lah membaca Istigfar, Tasbih, Tahmid, Tahlil, atau membaca lafaz dzikir, dan selain itu Syekh Abul Hasan As-Syadzili menyarankan agar kita memperbanyak membaca doa-doa yang disenangi. Doa-doa yang dipanjatkan itu ditujukan kepada ahli keluarga yang masih hidup dan yang sudah banyak membaca dzikir, doa, dan shawalat, Syekh Abul Hasan juga menyarankan kita memperbanyak sedekah, dan menjaga dari perbuatan maksiat. Sekuat tenaga menjaga shalat berjamaah, mulai dari sahalat Magrib, Isya, dan Subuh. Dan memperbanyak doa Allahumma innaka afuwwun jarim tuhibbul afwa fa'fu Anna, La ilaha illallah alimul karim, subhanallah sama samawati sabi wa rabbil Pesantren Baitul Ibad Jakarta KH Fakhrudin Al Bantani dalam terjemaahan kitab Hizib Nashor memebarkan karomah Syekh Abul Hasan As-Syadzili yang tidak pernah putus melihat atau menjumpai lailatul qadar semenjak usia baligh hingga wafatnya. "Doa beliau Mustajab dikabulkan oleh Allah," juga kata KH Fakhuruddin tidak pernah terhalang sekejap mata pun dari Rasulullah SAW selama 40 tahun. Artinya beliau selalu berjumpa dengan Rasulullah selama 40 Abul Abbas al-Mursi ra berkata, apabila Allah SWT menurunkan bala atau bencana yang bersifat umum maka pengikut thoriqoh syadziliyah akan selamat dari bencana tersebut sebab karomah tuan Syekh Abul Hasan As-Syadzili. "Apabila beliau mengasuh atau mengajar murid-muridnya sebentar saja, sudah akan terbuka hijab bagi murid," SAW memberikan izin bagi orang yang berdoa kepada Allah SWT dengan bertawasul kepada Syekh Abul Hasan Asy syadzili. Tag lailatul qadar syekh abu hasan asy syadzili malam lailatul qadar ramadhan Berita Lainnya
Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili bahasa Arab أبو الحسن الشاذلي lahir Ghumarah, Maroko, 1197 - wafat Humaitsara, Mesir, 1258 adalah pendiri Tarekat Syadziliyah yang merupakan salah satu tarekat sufi terkemuka di dunia. Ia dipercayai oleh para pengikutnya sebagai salah seorang keturunan Nabi Muhammad, yang lahir di desa Ghumarah, dekat kota Sabtah, daerah Maghreb sekarang termasuk wilayah Maroko, Afrika Utara pada tahun 593 H/1197 M. Namanya lengkapnya adalah Abul Hasan Asy-Syadzili Al-Hasani.[1] Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili adalah pendiri Tarekat Syadziliyah. Nasab atau garis keturunan Abul Hasan Asy-Syadzili bersambung sampai dengan Rasulullah SAW. Berikut ini nasab Abu Hasan Asy-Syadzili Abul Hasan, bin Abdullah Abdul Jabbar, bin Tamim, bin Hurmuz, bin Hatim, bin Qushay, bin Yusuf, bin Yusya', bin Ward, bin Baththal, bin Ahmad, bin Muhammad, bin Isa, bin Muhammad, bin Hasan, bin Ali bin Abi Thalib suami Fatimah binti Rasulullah SAW[1] Sebagian besar sumber yang berbicara tentang sejarah Asy-Syadzili sepakat bahwa dia lahir di negeri Maghreb pada tahun 593 H 1197 M, di sebuah desa yang bernama Ghumarah, dekat kota Sabtah sekarang kota Ceuta, eksklave Spanyol di Afrika Utara. Dia tumbuh di desa ini. Dia menghafal Al-Quran Al-Karim dan mulai mempelajari ilmu syariat. Kemudian dia pergi ke kota Tunis ketika masih sangat muda. Dia tinggal di sebuah desa yang bernama Syadzilah. Oleh karena itu, dia dinisbatkan kepada desa tersebut meskipun dia tidak berasal dari sana, sebagaimana dikatakan oleh penulis al-Qamus. Ada juga yang mengatakan bahwa dia dinisbatkan kepada desa tersebut karena dia tekun beribadah di sana. Asy-Syadzili berkulit sawo matang, berbadan kurus, perawakannya tinggi, pipinya tipis, jari-jari kedua tangannya panjang, dan lidahnya fasih serta perkataannya baik.[1] Dia tidak terlalu membatasi diri dalam makan dan minum. Dia selalu mengenakan pakaian yang indah setiap kali memasuki masjid. Dia tidak pernah terlihat memakai baju-baju bertambalan sebagaimana yang dipakai oleh sebagian sufi, bahkan selalu mengenakan pakaian bagus. Dia menyukai kuda, memelihara, dan menungganginya. Dia selalu menasihatkan untuk bersikap moderat. Ref Ibn Abi al-Qasim al_Humairi "Jejak-jejak Wali Allah", halaman 2-4. Penerbit ERLANGGA, 2009 ISBN 13978-979-033-319-2 Syadzialyah adalah nama sebuah desa di benua afrika, nama ini kemudian menjadi afiliasi syekh abu hasan asy syadzili. Beliau pernah bermukim di iskandariyah sekitar tahun 656 H, beliau wafat dalam perjalanan haji dan di makamkan di padang idzab mesir, sebuah padang pasir yang berair asin ,lalu menjadi tawar sebab karamah syekh abu hasan as syadzili. Biografi syekh abu hasan asy syadziliSyekh abu hasan as syadzili mendalami thoriqoh dan ilmu hakikat setelah matang dalam ilmu fikih , beliau tidak pernah terkalahkan setiap kali berdebat dengan ulama ulama ahli fikih pada masa itu. Dalam mempelajari ilmu hakikat,syekh abu hasan asy syadzili berguru kepada syekh abdus salam ibnu masyisy yang di kenal sebagai wali qutub..Akhirnya , syekh abu hasan asy syadzili meneruskan qtuthbiyah nya dan menjadi pimpinan para wali. Syekh abu hasan asy syadzili mendirikan thoriqoh syadziliyah yang di ikuti oleh jutaan umat islam di seluruh dunia hingga saat ini. Selain itu, syekh abu hasan asy syadzili memilki beberapa amalan hizib yang sangat masyhur di kalangan umat islam. Di antaranya adalah hizbul bahr. Konon , hizib ini beliau terima langsung dari Rosulullah SAW . Syekh abu hasan asy syadzili pernah melakukan riyadhah selama 80 hari tidak makan, di sertahi dzikir dan sholawat yang tanpa henti. Saat itu beliau merasa tujuannya untuk whusul kepada Allah SWT telah tercapai . lalu, datanglah seorang perempuan , dia keluar dari gua dengan wajah yang sangat menawan dan bercahaya. Dia menghampiri beliau dan berkata ” sungguh sangat sial , lapar selama 80 hari saja sudah merasa berhasil, sedangkan aku udah enam bulan lamanya belum pernah merasakn makanan sedikitpun. Baca juga; imam sanusi sang teolog sunni Suatu ketika saat syekh abu hasan asy syadzili berkelana, beliau berkata dalam hati “ ya ALLAH , kapankah aku bisa menjadi hamba MU yang bersyukur?” kemudian terdengarlah suara, “kalau engkau sudah mengerti dan merasa bahwa yang di beri nikmat hanya engkau saja” beliau berkata lagi “bagimana aku bia begitu, padahal engkau sudah memberi nikmat kepada para nabi, ulama dan para raja?” kmudian terdengarlah suara lagi “ jika tidak ada nabi, engkau tidak akan mendapatkan petunjuk. Jika tidak adaa ulama engku tidak akan tahu bagaiman caranya beribadah. Jika tidak ada raja engkau tidak akan merasa aman. Itu semua adalah nikmat dari ku yang aku berikan hanya untuk mu Syekh abu hasan asy syadzili pernah berkhalwat menyendiri dalam sebuah gua agar bisa whusul kepada Allah SWT ,lalu beliau berkata dalam hatinya, bahwa besok hatinya kan terbuka. Kemudian datanglah seorang waliyullah “ bagaimana mungkin orang yang berkata besok hatinya akan terbuka bisa menjadi wali. Kenapa engkau beribadah bukan karena Allah SWT hanya ingin menuruti nafsu menjadi wali” kata wali itu. Setelah itu beliau sadar dan faham dari mana datangnya orang tadi. Segera saja beliau bertaubat dan memohon ampun kepada Allah SWT
Khusyuk merupakan sunah yang paling penting ketika mengerjakan salat. Dengan salat yang khusyuk, besar kemungkinan pahala yang akan kita dapatkan juga semakin besar. Adapun khusyuk adalah menghadapkan badan, hati, dan pikiran kepada Allah Swt serta membuang jauh-jauh perkara yang kerap mengganggunya. Perkara yang dimaksud yaitu apapun yang bisa membuyarkan fokus termasuk hal-hal yang berkaitan dengan akhirat. Oleh sebab itu, para ulama sepakat bahwa khusyuk bukanlah kewajiban dalam salat melainkan suatu kesunahan. Sebab, mustahil bagi seseorang yang ketika salat benar-benar tidak ada yang terbersit sesuatu di hati maupun pikirannya. baca juga Kisah Kekaguman Orang Kafir terhadap Salat Abu Bakar Kisah Abbad bin Bisyr, Sahabat Nabi yang Tetap Lanjutkan Salat Meski Dihujani Anak Panah Prof Nasaruddin Umar Khusyuk itu Ada Kemistri dengan Allah SWT Meski demikian, ada suatu doa yang bisa dipanjatkan agar seseorang dapat khusyuk dalam salatnya. Lafal doa tersebut adalah ISTIMEWA Allahumma inni auzubika min ilmin la yanfa' wa min qalbin la yakhsya' wa min amalin la yurfa' wa min nafsin la tasyba', wa min du'ain la yustajabu lahu. Artinya "Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyuk, amal yang tidak terangkat, nafsu yang tidak pernah puas dan doa yang tidak dikabulkan." HR. Muslim dari Zaid bin Arqom ra Sementara untuk doa yang lebih panjang dan lengkap adalah sebagai berikut ISTIMEWA Allahumma inni a'uzubika min 'ilmin la yanfa'u wa min qolbin la yakhsya'u wa min nafsin la tasyba’u wa min 'amalin la yutaqobbalu wa min du’aain la yusma’u . Ilahana zalamna anfusana faqad amartana fatarakna wa nahaitana fartakabna fala yasa’una illa afwuka. Allahumma taqabbal a’malana wa tammin taqshirana wamnahnal khasyyata wal khusyu’. Wa shallallahu ala sayyidina muhammadin wa ala alihi wa shahbihi wa sallam. Artinya “Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyuk, dari jiwa yang tidak kenyang puas, dari amal yang tidak diterima dan dari doa yang tidak dikabulkan. Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, Engkau memerintahkan kami berbuat tetapi kami tidak mengerjakannya, Engkau melarang kami, tetap larangan-Mu kami abaikan, sehingga tidak ada yang kami harapkan kecuali ampunan-Mu. Ya Allah, terimalah amal perbuatan kami dan sempurnakanlah apa yang kurang dari kami serta anugerahilah kami rasa takut dan khusyuk terhadap-Mu. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat kepada junjungan kami, Nabi Muhammad, dan juga kepada keluarga dan sahabatnya. Semoga Allah juga memberikan keselamatan kepada mereka.” Begitulah doa yang bisa kita panjatkan sebagai usaha untuk meraih kekhusyukan dalam ibadah. Semoga bermanfaat. Wallahu a'lam.[]